UNITED4D - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Cipta Karya menggelar sosialisasi pelaksanaan program sanitasi berbasis masyarakat (sanimas), dan Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah dengan pola 3R (reduce, reuse, recycle) atau dikenal dengan TPS-3R, Selasa (23/5/2017).
Baca Juga :
Alex Minta Dodi Penuhi Janji Kampanye
Bertempat di Hotel Sanur Paradise, Direktorat Cipta Karya juga menggelar penandatanganan perjanjian kerjasama dengan 31 pemerintah daerah di Indonesia.
Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Kementerian PUPR, Sri Hartoyo, hasil survey dan analisis mencatat banyak masyarakat Indonesia, khususnya di lingkungan padat hunian membuang tinja ke saluran terbuka.
Tentunya, tambah Hartoyo, hal ini berbahaya bagi kesehatan lingkungan di sekitarnya, karena itulah Program Sanimas ini bisa mengatasi persoalan pencemaran saluran terbuka.
Begitu juga persoalan sampah, Hartoyo mengungkapkan sampah yang setiap hari menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) harus diselesaikan dengan Tempat Pengolahan Sampah dengan pola 3R (reduce, reuse, recycle) atau dikenal dengan TPS-3R.
“Kami ingin menyediakan fasilitas penanganan sanitasi kepada masyarakat, sehingga kita bisa mewujudkan lingkungan yang lebih bersih, lebih sehat, pada gilirannya nanti kita bisa mencapai tingkat kesejahteraan lingkungan dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang semaksimal mungkin, seoptimal mungkin,” ujar Hartoyo seusai membuka sosialisasi dan penandatanganan perjanjian kerjasama tersebut.
Hartoyo mengatakan, Ditjen Cipta karya menyiapkan tiga pilar untuk mewujudkan program ini, yaitu membangun sistem penanganan sanitasi, memberikan fasilitas kepada Pemerintah Daerah, dan memberdayakan masyarakat.
“Kami bangun sistem dulu. Setelah bangun sistem, pemerintah (pusat) akan memberikan fasilitasi kepada pemda. Jadi fasilitasi kepada pemda itu kita juga memberikan bantuan program, dan pemerintah daerah juga akan berkontribusi menyediakan tanah, kesiapan kelembagaan, desain, pembinaan masyarakat dan sebagainya,” kata Hartoyo.
Program Sanimas merupaka program pembangunan infrastruktur air limbah komunal dengan sasarannya masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan agar dapat memiliki akses air limbah aman.
Konkretnya, Sanimas ini adalah sebuah infrastruktur jaringan limbah khususnya limbah kamar mandi penduduk yang bakal dipusatkan pada satu atau beberapa titik. Hal ini mengurangi pencemaran limbah ke sungai atau ke saluran terbuka.
Sedangkan TPS-3R merupakan infrastruktur yang dibangun yang ditujukan untuk mengurangi sampah melalui kegiatan reduse (mengubah pola hidup konsumtif), reuse (menggunakan kembali sampah), dan recycle (mendaur ulang melalui pembuata kompos, barang lain, waste to energy dan lainnya)
Pada tahun 2017, Direktorat Jenderal Cipta Karya melakukan program Sanimas pada 126 lokasi dan pembangunan TPS-3R di 75 lokasi, yang tersebar di 31 Provinsi di seluruh Indonesia.
Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, sumber pendanaanya berasal dari APBN, APBD, DAK, serta melalui sumber pendanaan lainnya.
Hartoyo mengungkapkan, saat ini Kementerian PUPR menyiapkan Rp.87 Miliar untuk program Sanimas dan TPS-3R tersebut. Rp.50,4 Miliar untuk program program sanimas, dan Rp.37,5 untuk program TPS-3R.
“Kalau dana sebetulnya sangat bergantung. Tapi yang disiapkan ada 126 lokasi dan untuk sanimas dengan anggaran Rp. 400 jutaan per lokasi, dan Rp.500 jutaan untuk 75 lokasi TPS-3R,” ungkap Hartoyo.
Hartoyo berharap dengan penandatanganan perjanjian kerjasama ini, terbangun komitmen bersama baik pemda, dan seluruh pihak terkait untuk bisa melaksanakan program ini secara sungguh-sungguh.
Sebab, berdasarkan data BPS tahun 2015 bahwa pencapaian akses air limbah layak di Indonesia baru mencapai angka 62,14 dan di bidang persampahan telah mencapai 86,73 % (riskesdes 2013) sehingga masih diperlukan upaya keras untuk memenuhi target tersebut.
“Semoga kita semua melaksanakan pekerjaan ini denga sungguh-sungguh,” pungkas Hartoyo.
Bandar Togel Terpercaya, Bandar Togel Online, Agen Togel Terpercaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar