Rabu, 26 April 2017

Ahok mengingatkan Anies Baswedan Agar Tidak Main-main Soal E-Budgeting Yang Sudah Berjalan di Pemprov DKI.


UNITED4D - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengingatkan Anies Baswedan agar tidak main-main soal e-budgeting yang sudah berjalan di Pemprov DKI. Ahok menyebut sistem e-budgeting tidak dapat diubah sembarangan.

Baca Juga : 

Ahmad Dhani Selalu Ditemani Mulan Jameela, Saat Belanja Barang Antik


Sistem e-budgeting, menurut Ahok, mempermudah pekerjaannya selama menjadi gubernur. Tapi e-budgeting tidak akan berhasil bila gubernur takut terhadap tekanan DPRD DKI.

"Saya sampaikan, e-budgeting itu sistem. Kalau nggak ada sistem e-budgeting, kamu juga susah. Tapi sistem e-budgeting juga nggak ada gunanya kalau takut ditekan," ujar Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (26/4/2017).

Ahok lantas mencontohkan peristiwa yang dialaminya pada tahun 2015 lalu saat menyusun e-budgeting. Ahok menyebut, bila saat itu dirinya takut terhadap tekanan DPRD DKI, APBD yang diajukan oleh anggota Dewan akan disetujui masuk dalam e-budgeting. Padahal di dalam APBD tersebut terdeteksi alokasi UPS yang menyimpang.

"Kemarin 2015, kalau saya takut dipecat, pasti saya ikuti (APBD) versi mereka. Bisa dimasukkan semua ke e-budgeting. Semua belanja yang Rp 12,1 triliun yang ada UPS-USB itu," papar Ahok.

Bahkan untuk menjaga e-budgeting dan APBD DKI, Ahok tak hanya bekerja sama dengan KPK. Indonesia Corruption Watch (ICW), disebut Ahok, ikut mengawasi keuangan DKI. Karena itu, Ahok menekankan soal semua keuangan di DKI yang harus menggunakan transaksi nontunai.

"Dari dulu kita ikut kerja sama ICW, kita libatkan. Lagi pula anggaran DKI, kita buka sampai satu botol minuman berapa pun orang tahu. Makanya, itulah kenapa saya paksa transaksi nontunai," terang Ahok.

"Kalau nontunai, kita bisa lihat uang ke mana, dari siapa, ke siapa. Itu saja, sih," ujarnya.


Bandar Togel Terpercaya, Bandar Togel Online, Agen Togel Terpercaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar